Menyerahlah! Karena Tidak pernah Menyerah adalah Keangkuhan
From the desk of Amhar Maulana Arifin
Subject: Sisi Positif dari Menyerah
(Artikel ini adalah part 1 dari dwilogi artikel Tentang Menyerah)
Kita sering mendapat masukan untuk tidak pernah menyerah, selalu diyakinkan bahwa apa yang kita inginkan pasti tercapai, atau terus dimotivasi untuk konsisten dengan semua mimpi-mimpi dan tujuan kita. Maka disini penulis akan mengulas makna menyerah dari perspektif berbeda, sebuah sudut pandang yang mungkin bersifat kontradiktif dengan pandangan mainsteram.
Perlu kita ketahui bahwa sikap tidak pernah menyerah dapat menjadi bumerang yang membuahkan dampak negatif terhadap kualitas kehidupan dan kesuksesan. Tidak pernah menyerah adalah bentuk dari menyia-nyiakan energi. Jika dalam pandangan masyarakat umum orang yang tidak pernah menyerah akan hal yang ia inginkan adalah orang hebat, tapi bisa jadi mereka adalah orang yang gagal dan tidak efektif.
Mengetahui kapan waktunya untuk menyerah bisa memberikan sentuhan yang berbeda terhadap kesuksesan kita. Dengan syarat kita bisa memberi makna menyerah yang sudut pandang yang berbeda. Suatu makna yang bisa membangun kebaikan dan dapat menjadikan kesuksesan menjadi lebih bermakna. Tapi janganlah menyerah jika
Lalu kapan dan bagaimanakah kita harus menyerah agar bisa menjadikan sukses lebih bermakna?. Maka caranya adalah menjadikan momen menyerah sebagai momen untuk memperoleh kekuatan juga untuk evaluasi dan introspeksi diri. Menyerah bisa dilakukan jika kita telah melakukan semua hal yang bisa kita lakukan untuk meraih suatu hal. Setelah itu menyerahlah dan serahkan semuanya kepada kekuatan tertinggi di alam semesta ini, Allah swt. jadi ketika anda mengatakan saya menyerah, maka maksudnya adalah anda menyerahkan semua apa yang telah anda usahakan kepada yang maha kuasa, anda tinggal menunggu keputusannya atas apa yang telah anda usahakan. Karena tidak ada yang dimiliki manusia selain apa yang telah diusahakan, dan sesungguhnya hasil usahanya itu akan tampak. Tapi janganlah menyerah jika masih ada hal yang masih bisa anda usahakan. Maka tidak salah banyak yang memberikan nasihat untuk tidak pernah menyerah, karena saat ini kebanyakan orang terlalu awal untuk menyerah, padahal ia masih memiliki kekuatan dan masih ada yang bisa ia usahakan.
Menyerah juga harus dilakukan ketika kita mengalami ganjalan dalam memperjuangkan suatu hal dan merasakan bahwa apa yang kita usahakan tersebut tidak sesuai dengan kehendak Allah. Jika kita mengalami masa-masa kesulitan dalam memperjuangkan suatu hal, cobalah untuk introspeksi diri dan mengevaluasi apa yang kita perjuangkan, bisa jadi tidak sesuai dengan kehendak Allah. Apakah hal yang kita perjuangkan adalah sesuatu yang baik untuk kita? Apakah yang kita perjuangkan adalah suatu kebaikan yang bisa memberikan maslahat yang lebih besar dibandingkan dampak buruknya? orang yang sombong adalah ketika mereka mengalami ganjalan dan kesulitan dalam memperoleh apa yang ia inginkan, ia tetap bersikeras untuk meraih apa yang ia inginkan tersebut. Ia mengerahkan segala daya dan upaya untuk meraih mimpi-mimpinya, alih-alih bukanlah impian yang di dapat, tapi energi yang terkuras dan kegagalan yang menyakitkan. Maka, jika kita telah melakukan evaluasi dan merasakan bahwa apa yang kita usahakan itu justru lebih banyak mudharatnya dibandingkan dari manfaatnya, atau kita merasa bahwa apa yang kita usahakan itu justru membuat kita jauh dari-Nya, bisa jadi apa yang kita usahakan tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Lantas kenapa harus terus diusahakan? Untuk apa kita bersikeras untuk meraihnya? Bukankah sebaiknya energi kita disimpan untuk mengerjakan hal-hal lain yang lebih baik dan bermakna?. Disinilah fungsi dari berserah diri kepada yang maha kuasa, cobalah serahkan semuanya kepada-Nya.
Banyak kejadian yang bisa membuktikan bahwa manusia tidak bisa memaksakan kehendak akan suatu hal, Karena bisa jadi kehendak manusia tidak sesuai dengan kehendak Allah. Pernahkah anda melihat ada dua orang yang memiliki bisnis yang sama, yang satu bisa sukses dari bisnisnya dengan mudah, yang satu lagi tetap gagal dari bisnisnya padahal sudah mengerahkan kemampuan puncak. Memang secara logika seharusnya kedua orang ini pasti bisa sukses, kecuali ada faktor lain yang mengakibatkan salah satu dari mereka gagal. Tapi perlu kita ingat bahwa kehendak manusia itu di bawah kehendak Allah. Tidak peduli mau sekeras apapun berusaha, sebesar apapun kemampuan dan energi yang dikerahkan, jika Allah tidak berkehendak, maka apapun yang ia usahakan dan ia impikan tidak akan pernah tercapai.
Maka kesimpulannya cobalah untuk memberikan makna positif menyerah dari dua hal, pertama menyerah dengan arti berserah diri dan menyerahkan apa yang telah kita usahakan kepada Allah. atau makna lainnya adalah tawakkal. Tapi janganlah menyerah jika masih ada yang bisa kita lakukan karena tawakkal selalu diawali oleh ikhtiar. Menyerah terlalu awal akan mengakibatkan kita kehilangan kesempatan untuk sukses, tapi tidak pernah menyerah walaupun tidak ada lagi yang bisa kita lakukan adalah bagian dari keangkuhan, maka menyerahlah ketika tiba wakunya untuk menyerah. Kedua, hendaklah kita menyerah ketika merasakan apa yang kita usahakan ternyata lebih besar mudharatnya dibandingkan manfaatnya, karena bisa jadi ganjalan-ganjalan dalam memperjuangkan hal tersebut adalah tanda bahwa kehendak kita tidak sesuai dengan kehendak Allah. Janganlah ragu untuk selalu menempatkan yang maha kuasa pada posisi tertinggi atas apa yang kita usahakan.
Pada artikel selanjutnya penulis akan mengulas hakikat dari menyerah dari sisi buramnya, stay in touch!
0 Response to "Menyerahlah! Karena Tidak pernah Menyerah adalah Keangkuhan"
Posting Komentar